BUDIDAYA JATI SOLOMON

JATI SOLOMON

BUDIDAYA JATI SOLOMON (PANEN 6-8 TAHUN DENGAN TEKNOLOGI NASA)


Jati (Tectona Grandis) merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30 - 40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur atau rontok di musim kemarau.

Sebagai tanaman yang tergolong sebagai tanaman tanuhan, tingkat germinasi tanaman ini relatif rendah sehingga perkembangannya cukup lambat. Tidak heran jika pada umumnya jati baru bisa dimanfaatkan kayunya setelah umur tanaman mencapai 20 tahun.

Namun, Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan manusia telah mampu merekayasa tingkat pertumbuhan Jati menjadi lebih cepat. Era 90an, Para ahli telah berhasil merekayasa Jati sehingga bisa dipanen pada umur 15 tahun. Di Indonesia jenis Jati tersebut dikenal dengan nama Jati Emas.

Seiring inovasi yang terus dilakukan para ahli tanaman, akhir-akhir ini telah ditemukan Jati varian terbaru yang disebut dengan Jati Solomon. Sesuai dengan namanya, Jati ini dikembangkan di kepulauan Solomon oleh para ahli tanaman dari Thailand.

Karakteristik Jati Solomon memiliki banyak perbedaan dengan jenis-jenis Jati sebelumnya. Melalui teknik rekayasa genetika, para ilmuan berhasil menciptakan jenis jati yang memiliki kecenderungan tumbuh keatas dengan tingkat percabangan minim, bentuk batang bulat dan tidak belimbing, serta tingkat pertumbuhan yang cepat dengan tingkat pertumbuhan yang relatif seragam dengan individu pada usia tanam yang sama. Dengan budidaya yang baik, diameter batang Jati Solomon mampu mencapai 30 cm pada usia 6 tahun.      

Keunggulan inilah yang membuat Raja Thailand secara massif mengembangkan Jati Solomon. Sampai-sampai, Pemerintah Thailand menyewa satu pulau untuk mengembangkan Jati Solomon dalam kapasitas yang cukup besar.

Berkat kerjasama yang baik antara pemerintah Indonesia dengan Thailand, kini Jati Solomon juga mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Guna menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan aslinya, pengembangan Jati Solomon dilakukan melalui teknik kultur jaringan.

Pembudidayaan jati solomon dengan menggunakan pupuk organik nasa menghasilkan Jati Solomon yang memiliki karakteristik sama dengan tanaman Induk. Bibit Jati Solomon yang dihasilkan memiliki tingkat pertumbuhan cepat dan seragam, kecenderungan pertumbuhan keatas dengan tingkat percabangan minimum, bentuk batang bulat, dan relatif tahan terhadap serangan penyakit. Dari hasil beberapa pengguna pupuk Nasa untuk jati solomon, mampu menghasilkan kualitas jati solomon dengan diameter batang 31,5 cm pada usia 6 tahun.

CARA BUDIDAYA JATI SOLOMON

Jati merupakan tanaman yang cukup mudah dikembangkan. Kendati demikian, agar pertumbuhan tanaman optimal, terdapat beberapa Teknik yang perlu dilakukan, antara lain :

1. Teknik Rekayasa Tanah

Rekayasa tanah diperlukan untuk mencipkan kondisi lahan yang bagus untuk pertumbuhan Jati Solomon melalui beberapa langkah berikut :
  • Buat lubang tanam dengan ukuran lebar sisi samping dan kedalaman masing-masing minimal 40 x 40 cm.
  • Sebelum penanaman, taburkan Pupuk Organik Granule Supernasa dengan dosis 50 kg/ha atau kocorkan Pupuk Organik Padat Supernasa dengan dosis 6 kg/ha
  • Jika tersedia pupuk kandang, walaupun jumlahnya sangat sedikit,  disarankan untuk diletakkan di samping lubang
  • Penaburan atau pengocoran bisa diratakan ke seluruh lahan atau dimasukkan perlubang tanam
  • Jarak tanam yang ekonomis adalah 3 x 3 m. Untuk hasil Optimal gunakan jarak tanam 4x4 m
  • Taburi lubang tanam dengan kapur pertanian / dolomit untuk mendapatkan kadar PH tanah optimal
  • Diamkan lubang tanam minimal 7 hari sebelum bibit ditanam.

2. Penanaman Bibit Jati Solomon

  • Saat yang tepat untuk melakukan penanaman bibit adalam masa awal musim hujan
  • Campurkan top soil / lapisan tanah paling atas dari sekitar lubang tanam dengan satu sendok makan nematisida / FURADAN.
  • Masukkan campuran top soil + Nematisida kedalam lubang tanam hingga rata dengan permukaan tanah sebelah lubang tanam.
  • Buat lubang bibit seukuran polybag bibit di tengah-tengah bekas lubang tanam yang sudah diurug dengan campuran kompos.
  • Taburkan 1 sendok teh Jamur Penggenjah akar / MIKORIZA ke dalam lubang tersebut
  • Masukkan bibit yang sudah disiapkan.
  • Taburkan 1 sendok teh  Jamur Penggenjah akar / MIKORIZA di atas tanah bibit (tanah bawaan polybag)
  • Masukkan bibit ke dalam lubang bibit dan ditumpuk dengan top soil hingga membentuk gundukan yang lebih tinggi dari tanah di samping bibit yang ditanam dengan jarang ½ meter kiri dan kanan.


TEKNIK PERAWATAN

  • Setelah 7 hari masa penanaman bibit, periksa batang bibit yang bertunas semua. Potek jika ada agar pertumbuhan bibit optimal ke atas. Siram bibit dengan larutan fungisida (antracol/ditan, dll) dengan dosis sesuai anjuran produsen. Untuk pemberian fungisida lanjutan disesuaikan dengan gejala penyakit yang menyerang tanaman.
  • Sekitar 7-10 hari setelah tanam Semprot dengan insectisida dengan dosis 1 ml/liter air dan POC NASA 1,5 - 2 tutup/tangki dan Hormonik dengan Dosis ½ (setengah) tutup/tangki. Penyemprotan disarankan sore hari (sekitar jam 16.00 wib).
  • Ulangi langkah no 2 setiap 7 hari sekali hingga tanaman umur 30 hari.
  • Setelah tanaman umur 30 hari, potek daun bawah yang sudah menguning, periksa batang bibit dari gejalan penyakit busuk batang dan tunas samping. Potek tunas jika ada. Semprot dengan insectisida + POC NASA + Hormonik dengan dosis yang sama dengan langkah no.2. Ulangi setiap 7 hari sekali
  • Setelah tanaman berumur 3 bulan, beri ½ genggam pupuk NPK sebanyak  2 sendok makan + 1 sendok makan FURADAN dengan cara di benamkan di bawah sisi terluar dari daun. Pada hari yang sama atau hari berikutnya, taburkan POG Supernasa dengan dosis 50 kg/ha atau kocorkan POP Supernasa dengan dosis 6 kg/ha.
  • Ulangi langkah  no 5 setiap 3 bulan sekali hingga tanaman berumur 1 tahun. setelah tanaman berumur 1 tahun, dosis pupuk NPK meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya, namun dosis Supernasa tetap.

TAUTAN TENTANG PUPUK NASA YANG DIGUNAKAN
Pada uraian  di atas menggunakan beberapa pupuk organik Nasa ( Natural Nusantara ), maka saya sisipkan informasi tautan tentang pupuk-pupuk tersebut, yaitu :
PENJELASAN TENTANG MIKORIZA
Terdapat beberapa istilah yang digunakan di atas, dan untuk membantu memudahkan pemahaman, maka berikut ini beberapa penjelasan tentang istilah-istilah tersebut :


DESAIN KETINGGIAN (RENCANA PANEN)

  • Diameter batang minimum 30 cm, ketinggian batang tanpa cabang 5 meter untuk masa panen 6 tahun, 9 meter untuk masa panen 8 tahun, dan 13 meter untuk masa panen 12 tahun.
  • Lakukan pemotongan tunas semu / samping secara rutin hingga mencapai ketinggian batang tanpa cabang / batang utama yang diinginkan.
  • Setelah mencapai ketinggian batang tanpa cabang/batang utama sesuai rencana panen, biarkan cabang tumbuh diatas batas ketinggian batang tanpa cabang untuk mendorong perbesaran batang utama.
  • Lakukan pemangkasan tunas pada daerah batang utama yang tumbuh dibawah batas ketinggian yang diinginkan setiap 1 bulan sekali.
  • Pemotongan tunas samping harus dilakukan saat ukuran cabang belum sebesar ibu jari.
  • Gunakan sabit yang tajam atau gergaji yang diberi galah seukuran dengan ketinggian batang utama yang diinginkan.
  • Pada musim hujan, sebaiknya pemotongan dilakukan secara bertahap. Jika musim kemarau pemotongan dapat dilakukan sekaligus.
  • Pemotongan cabang tidak boleh menempel dengan batang utama untuk meminimalisir serangan hama dan penyakit masuk ke batang utama. Potong cabang sebatas leher cabang.
  • Setelah pemotongan cabang, lakukan penyemprotan insectisida.


OPTIMALISASI LAHAN

Jati merupakan tanaman yang cukup toleran dengan tanaman lain. Dengan demikian, guna mengoptimalkan lahan, metode tumpang sari dengan tanaman lain masih sangat memungkinkan. Pada umur 0-2 tahun, segala jenis tanaman sangat mungkin di tanam diantara Jati.

Setelah umur 2 tahun, intensitas cahaya matahari berkurang. Kendati demikian, jarak tanam yang tidak terlalu rapat memberikan ruang pada cahaya matahari untuk masuk sehingga tanaman sela masih memungkinkan untuk ditanam. Pada usia ini, tanaman sela yang disarankan adalah jenis tanaman yang memerlukan perlindungan seperti lengkuas, jahe, kunyit, kapulaga untuk lahan diatas 300 dpl, suweg, dll.
Tidak ada komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama