Cara Pembenihan / Pembibitan Lele

CARA PEMBENIHAN LELE

Jika kita berbicara tentang cara budidaya lele, maka kita pisahkan tipe budidaya lele ini menjadi 2 segmen budidaya, yaitu :
1. Pembenihan Lele, dan
2. Pembesaran Lele

Lele merupakan jenis ikan yang banyak disukai masyarakat karena rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai jenis menu masakan, bahkan hampir di setiap kota di Indonesia jika menjelang malam kita melihat banyak sekali penjual masakan lele disepanjang jalan.
Artikel kali ini akan dibatasi pada cara pembenihan lele saja. sedangkan untuk pembesaran lele akan dibahas pada artikel yang lain agar tidak membingungkan dan lebih mudah. Yang pasti potensi usaha pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.


Baca juga : PAKET NASA UNTUK BUDIDAYA LELE


PEMBENIHAN LELE

Pembenihan lele adalah bagian dari budidaya lele untuk yang bertujuan untuk menghasilkan benih lele sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan.

KOLAM

Jenis kolam yang akan digunakan bisa mengikuti situasi dan kondisi kahan yang tersedian, namun secara teknis kolam pembenihan lele harus mempunyai :
  1. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan umpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
  2. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
  3. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
  4. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

PEMILIHAN INDUK

Memilih indukan untuk pembenihan ikan lele hendaknya dimulai sejak calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan lebih baik bila diperlakukan lebih istimewa, dengan memberikan pakan berkualitas dan pengairan yang bagus.

Pemilihan terhadap calon induk untuk pembenihan ikan lele dilakukan setiap 2 minggu sekali dan pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling memangsa / kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar baik.

Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik setidaknya mencapai 0,5 kg. Sedangkan ciri indukan lele yang baik yaitu :
• Induk Jantan : tulang kepala berbentuk pipih, warna lebih gelap, gerakannya lebih lincah, perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung, alat kelaminnya berbentuk runcing.
• Induk Betina : tulang kepala berbentuk cembung, warna badan lebih cerah, gerakan lamban, perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

Kolam khusus berfungsi untuk memelihara calon induk sampai siap matang gonad.
• Indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
• Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
• Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
• Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
• Gerakannya lambat

Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Tubuhnya ramping
• Alat kelaminnya memerah
• Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
• Gerakannya lincah

Berikan pakan dengan mutu baik untuk mempercepat kematangan gonad. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  • Pakan. Jumlah pakan yang harus diberikan pada calon induk setidaknya 3-5% dari bobot tubuhnya setiap hari dan diberikan dengan frekuensi 3-5 kali sehari.
  • Kepadatan kolam. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 6 ekor per m2.
Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, diambil untuk dipijahkan.

PEMIJAHAN

Pemijahan atau proses mengawinkan induk lele terdapat 3 ( tiga ) sistem pembenihan yang populer dikenal, yaitu :
  • Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
  • Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
  • Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

LARVA

Dari proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dan merupakan tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya.

KOLAM LARVA

Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga, berikut beberapa hal penting untuk menjaga kualitas air kolam, yaitu :
  • Usahakan ada aerasi dengan aerotor untuk menyuplai oksigen.
  • Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran 28-29 derajat Celscius, suhu dibawah 25 derajat Celcius, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.
  • Hindari perubahan suhu ekstrim sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1 derajat Celsius karena banyak larva yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah.
  • Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan busa. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.

PAKAN LARVA

  • Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan hingga 3-4 hari.
  • Setelah 3 -4 hari persediaan makanan bawaan dari larva akan habis dan harus segera diberi pakan.
  • Pakan bisa menggunakan kuning telur yang telah direbus kemudian ambil bagian kuningnya saja, lumat hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih. Larutan tersebut cukup untuk kurang lebih 100.000 ekor larva.
  • Setelah larva berumur satu minggu, berikan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.
  • Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu atau berukuran 1-2 cm.

Selanjutnya larva telah menjadi benih lele dan siap diberi pakan berupa pelet yang berbentuk tepung.

PENDEDERAN BENIH

Pendederan benih adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran, baik pembesaran sementara dan ini merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan lele dan ini memerlukan pengaturan lingkungan yang ketat, karena benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas.
Lamanya proses pendederan berkisar 5-6 minggu atau hingga benih ikan lele berukuran 5-7 cm.

1. PERSIAPAN LAHAN / KOLAM
Kolam untuk pendederan pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah, kolam semen atau kolam dari terpal dengan luasan sebaiknya tidak terlalu luas, sehingga lebih mudah dikontrol, misalnya ukuran 2 × 3 m atau 3 × 4 m dengan kedalaman kolam 0,6 meter hingga 1 meter.

Yang wajib diperhatikan dalam meyiapkan kolam pendederan meliputi :
• Memungkinkan di pasangi peneduh seperti paranet, untuk menghindari kematian benih karena terik matahari di musim kemarau.
• Perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam.
• Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya.
• JIKA KOLAM TANAH

  • Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
  • Pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam, bisa gunakan produk organik, misalnya TON (Tambak Organik Nusantara) dengan dosis 5 botol TON / ha atau 25 gr ( sekitar 2 sendok makan) / 100 m2, hal ini sekaligus dapat untuk menetralkan racun dan gas berbahaya dari hasil pembusukan bahan sisa budidaya lele sebelumnya. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

• JIKA KOLAM BAK

  • Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
  • Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati.
  • Pemupukan dasar kolam, bisa gunakan produk organik, misalnya TON (Tambak Organik Nusantara) dengan dosis 5 botol TON / ha atau 25 gr ( sekitar 2 sendok makan) / 100 m2, hal ini sekaligus dapat untuk menetralkan racun dan gas berbahaya dari hasil pembusukan bahan sisa budidaya lele sebelumnya. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

• Pengisian air kolam sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm, kemudian biarkan 3 - 5 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami dan mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara.
• Tambahkan secara bertahap setelah benih membesar, sesuaikan dengan ukuran benih ikan.

2. PEMINDAHAN
Cara pemindahan :
• kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
• siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember (wadah) yang diisi dengan air dari kolam pemijahan.
• Setelah wadah terisi penuh, angkat dan masukkan / tenggelamkan wadah tersebut ke kolam pendederan kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan.
• Tunggu beberapa saat dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari wadah ke kolam.

3. PEMBERIAN PAKAN
Ketika benih masih berukuran 1-2 cm, gunakan tepung pelet yang memiliki kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A. Pemberian pakan jenis ini harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih ikan. Selanjutnya benih ikan bisa dipindahkan ke kolam pendederan benih.

Apabila ikan sudah mencapai ukuran 2-3 cm berikan pakan F999 atau PF1000, atau jenis pelet yang berbentuk butiran kecil. Berikan pakan ini setidaknya hingga benih berukuran 4-6 cm. Pada prinsipnya, ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan.

Pakan diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena ikan lele jenis binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya porsi pemberian makan pada malam hari lebih besar.



Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan dicampur dengan POC NASA + VITERNA Plus dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

4. TAMBAHAN
MENJAGA KUALITAS AIR

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
• air harus bersih
• berwarna hijau cerah
• kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
• bebas senyawa beracun seperti amoniak
• mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan.


TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.

Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.

Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

KESEHATAN

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi.
Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.

Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi.

Dalam kedua hal itulah, peranan TON, POC NASA, VITERNA Plus sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai.
 
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

PANEN BENIH LELE

Pembenihan ikan lele memakan waktu sekitar 8 - 9 minggu sejak benih menetas. Ukuran benih lele siap panen berkisar 5 - 7 cm.

CARA PANEN

Dilakukan dengan mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam, kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus.
Lakukan pengambilan ikan dengan hati-hati, karena benih tersebut masih rentan apabila mengalami luka pada permukaan tubuhnya.
Tampung benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.

Tidak ada komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama